Friday, April 1, 2011

Keluarlah





Keluarlah, telah kubukakan pintu untukmu. Meski diluar dingin dan bersalju, tak ingin kuhapus bayangmu. Dulu diantara ranting-ranting ini, rambut kita pernah basah oleh hujan. Dulu di kertas kecoklatan ini, namamu selalu menghiasi sudutnya. Memberi tanda untuk lampu rumah yang padam. Namun keluarlah, walau aku masih tak rela. Sebab diluar telah membeku, pikiran dan perasaanku.

Keluarlah, jangan pikirkan air mataku. Mereka hanya mengalir, takkan menyuburkan kesedihanku. Jangan sampai rindu-rindu ini memberatkan bahumu, karena panjang sungguh perjalananmu. Sulit bagimu untuk menemukan setapak, dari belukar hatiku. Aku terlalu mencintaimu, maka pergilah..

Usah kau pandang lagi pondok kecil ini, kenangan hanya akan membuatmu bersedih. Usah kau risau tentang derai tawaku di kemudian hari, sebab suara gemerincing di langit-langit, aroma tubuhmu yang tersangkut di ambang pintu, akan menemaniku dengan setia.

Keluarlah, bila memang disana duniamu. Barangkali mendung telah menyelesaikan ceritanya, dan siap mengantarmu sampai ke gerbang. Jangan kau ucapkan selamat tinggal, sebab tiadamu menjadikan gubuk ini tak bertuan. Takkan ada yang menjawab salammu, karena itu pula jangan kau pernah kembali.

Pergilah, sebentar lagi fajar akan tiba. Sepasang bintang akan segera terjaga, jangan engkau kecewakan. Jadilah penerang dari setiap jeda, yang bergumam menasbihkan cinta, sesungguhnya..


Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search